AGAMA ISLAM

Kata Islam sudah tidak asing lagi di telinga kita. Islam menjadi salah satu agama yang paling banyak pengikutnya, termasuk di Indonesia. Terkadang, kata Islam sering dihubungkan dengan kata muslim. Padahal, keduanya memiliki arti yang berbeda satu sama lain. Islam sendiri merujuk sebuah Agama, sedangkan muslim merupakan sebutan bagi orang yang menganut agama Islam.

Pengertian Islam secara harfiah yaitu damai, tunduk, bersih, dan selamat. Sementara itu, arti Islam secara bahasa, Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata aslama-yuslimu-islaaman yang memiliki arti berserah diri kepada Allah, patuh, tunduk, dan taat.

1. Tingkatan Pertama adalah ISLAM 

Agama Islam mempunyai 5 rukun, yaitu :

  • Mengucap dua kalimat syahadat (bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah)
  • Mendirikan shalat
  • Membayar zakat
  • Menunaikan puasa di bulan suci Ramadhan
  • Dan Menunaikan ibadah haji ke Baitullah jika mampu

Kelima rukun Islam tersebut sesuai sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

اْلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً.

“Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah jika engkau mampu menuju kesana”.

2. Tingkatan Kedua adalah IMAN  

Definisi dari iman menurut para ulama Ahlus Sunnah mencakup perbuatan dan juga perkataan, yakni meyakini sepenuhnya dengan hati, mengucapkannya dengan lisan, dan mengamalkannya. Hal ini bisa menambah ketaatan seseorang atau bahkan berkurang karena perbuatan dosa dan maksiat mereka.

3. Tingkatan Ketiga adalah IHSAN

Pada tingkatan yang ke 3 yaitu Ihsan. Ihsan memiliki satu rukun yakni seseorang beribadah kepada Allah Ta’ala seakan-akan ia melihat-Nya, jika ia tidak melihat-Nya, maka sungguh Allah Azza wa Jalla melihatnya.

“Tidak ada dari kita yang tahu apa yang mungkin terjadi bahkan menit berikutnya, namun kita tetap melangkah maju. Karena kita percaya. Karena kita memiliki keyakinan.”